TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan transaksi kartu debit pada Agustus 2019 tercatat merosot. Diduga, hal ini karena transaksi kartu debit kalah dengan dompet digital seperti Gopay, Ovo, Dana dll.
EVP Retail Payment PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Arif Wicaksono mengakui, beralihnya transaksi dari kartu debit ke server based e-money milik perusahaan teknologi finansial (tekfin), seperti Gopay dan Ovo menjadi salah satu penyebab terbesar penurunan jumlah transaksi. Selain itu, juga ada faktor fraud, yang menyebabkan pembatasan transaksi kartu debit sehingga sangat mempengaruhi volume transaksi.
"Dua faktor itu penyebab terbesar, small ticket transaction jelas beralih ke transaksi tekfin dan uang elektronik berbasis kartu milik bank sendiri," katanya kepada Bisnis, Kamis 3 Oktober 2019.
Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi menggunakan kartu debit hanya tumbuh 3,95 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebanyak 566,4 juta transaksi per Agustus 2019. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu volume transaksi kartu ATM masih tumbuh 10,61 persen.
Adapun ,secara nilai transaksi menggunakan kartu debit juga merosot. Pada Agustus 2019, nilai transaksi kartu debit hanya tumbuh 4,14 persen secara yoy menjadi Rp619,44 triliun. Setahun sebelumnya, nilai transaksi kartu debit masih tumbuh dua kali lipat, yakni 9,13 persen dengan nilai Rp594,82 triliun.
Adapun dari segi jumlah, kartu debit yang terdistribusi tercatat tumbuh 8,6 persen year on year. Sebelum Gopay, Ovo dll semakin marak seperti saat ini, pada Agustus 2018 jumlah kartu debit mencapai 161,52 juta keping. Namun, setahun kemudian hanya naik tipis menjadi 175,4 juta keping kartu debit.
BISNIS
"kalah" - Google Berita
October 04, 2019 at 06:22AM
https://ift.tt/31V6ncV
Kalah dengan Gopay dan Ovo, Transaksi Kartu Debit Merosot - Bisnis Tempo.co
"kalah" - Google Berita
https://ift.tt/2HDpIXQ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kalah dengan Gopay dan Ovo, Transaksi Kartu Debit Merosot - Bisnis Tempo.co"
Post a Comment