TEMPO.CO, Jakarta - Di balik topi baseball itu biasanya manajer Liverpool, Jurgen Klopp, dengan cepat menemukan jawaban atas persoalan yang terjadi di lapangan. Namun, kemarin dinihari, idenya buntu.
Di rumput Wanda Metropolitano, pasukannya yang begitu perkasa di Liga Primer itu kali ini tampil macet. Meski menguasai permainan, toh dari delapan tendangan tak satu pun mengarah ke gawang.
Pasukan Klopp mati kutu. Para pemain tuan rumah memainkan permainan khas Atleti, disiplin tinggi membuat Liverpool tak bisa berkembang.
Sampai laga habis, Liverpool pun tak bisa membalas gol yang dicetak oleh Saul Niguez saat pertandingan baru berlangsung empat menit. Dalam laga itu, Fabinho amat tak beruntung.
Pemain Liverpool Sadio Mane dihadang oleh pemain Atletico Madrid Sime Vrsaljko saat bertanding dalam babak 16 besar Liga Champions di Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol, 18 Februari 2020. REUTERS/Susana Vera
Saat menghadapi tendangan pojok, kakinya malah menyorongkan bola ke arah para pemain Atletico. Saul, yang berdiri di depan Virgil van Dijk, selamat dari offside dan menamatkannya dengan manis.
Modal besar tentu saja bagi pasukan Diego Simeone untuk melangkah lebih jauh dalam turnamen ini. Pada musim ini, dia baru saja kehilangan banyak pemain. Antonie Griezmann yang pergi ke Barcelona membuat lini depan menjadi tumpul.
Gol mereka tercatat paling sedikit dibanding sepuluh tim di La Liga. Pun dengan kepergian bek-bek mereka. Juanfran, Diego Godin, dan Filipe Luis membuat mereka tak lagi kokoh.
Simeone mengakui kekurangan dalam timnya yang baru dibangunnya itu. Ini masa transisi, kata dia.
Namun, kemarin dinihari, para pemainnya bermain dengan solid. Dua bek tengah mereka, Sime Vrsaljko dan Renan Lodi, menjadi tembok yang sulit ditembus.
Sedangkan Stefan Savic dan Felipe menjadi penghalang laju trisula Roberto Firmino, Mo Salah, dan Sadio Mane. Peran sentral juga dimainkan gelandang Thomas Partey, yang menambah kokoh pertahanan mereka.
Akibatnya, ruang gerak para pemain Liverpool pun terbatas. Mereka juga disergap frustrasi.
Bahkan Klopp kemudian menarik Sadio Mane, yang dikhawatirkan akan mendapat kartu kuning kedua. Selain bermain buruk, dia temperamental.
Kekalahan ini tentu bukan hasil yang diinginkan Klopp. Tapi dia mengaku tak menganggap masalah dengan hasil akhir itu.
“Saya lihat banyak wajah yang girang dari mereka. Memang ini kemenangan besar buat mereka,” katanya. “Tapi ini belum berakhir.”
Liverpool punya kesempatan di Anfield, 11 Maret mendatang. Mereka bertekad akan membalas kekalahan ini.
“Mereka akan datang ke Anfield, kami tahu pendukung kami akan ada di sana,” kata Andy Robertson, bek kiri Liverpool.
Kalah di laga tandang bukan akhir segalanya. Musim lalu, di babak semifinal, mereka kalah 0-3 oleh Barcelona di Camp Nou.
Namun, di Anfield, Liverpool membalikkan keadaan dengan menang empat gol tanpa balas. Mereka meluncur ke final dan menjadi juara.
Kehebatan lawan, apalagi di kandang, jadi catatan buat Simeone. “Mereka merupakan tim berbahaya, punya pemain bagus di semua lini,” katanya.
BBC | LIVESCORE | IRFAN B.
"kalah" - Google Berita
February 20, 2020 at 12:32PM
https://ift.tt/2HKxbnn
Kalah di Markas Atletico Madrid, Liverpool Akan Balas di Anfield - Tempo
"kalah" - Google Berita
https://ift.tt/2HDpIXQ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kalah di Markas Atletico Madrid, Liverpool Akan Balas di Anfield - Tempo"
Post a Comment