Jakarta, CNBC Indonesia - Jika laba bersih emiten rokok asal Kediri, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), mampu tumbuh 40% sepanjang tahun lalu, laba bersih emiten rokok kompetitornya yakni PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) atau HM Sampoerna juga naik tapi sebesar 1,33% di tahun 2019 dari tahun 2018.
Berdasarkan laporan keuangan HMSP yang dipublikasikan Senin ini (30/3/2020), laba bersih HMSP naik tipis 1,33% menjadi Rp 13,72 triliun dari tahun sebelumnya Rp 13,54 triliun. Kendati secara persentase kalah dari GGRM, tapi secara nominal, laba HMSP lebih besar dari GGRM.
Kenaikan tipis laba bersih ini terjadi di tengah penurunan pendapatan tahun lalu sebesar 0,63% menjadi Rp 106,06 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 106,74 triliun. Beban pokok penjualan bisa ditekan dan turun menjadi Rp 79,93 triliun, dari sebelumnya Rp 81,25 triliun.
Hanya saja beban penjualan naik menjadi Rp 6,62 triliun dari sebelumnya Rp 6,30 triliun. Dengan kenaikan tipis laba bersih, laba bersih per saham (earnings per share) emiten produsen rokok Djie Sam Soe ini naik menjadi Rp 118 dari Rp 116.
Penjualan terbesar HMSP berasal dari pasar lokal khususnya untuk produk sigaret kretek mesin (SKM) yang naik menjadi Rp 74,39 triliun dari sebelumnya Rp 74,29 triliun.
Berikutnya disusul pendapatan dari sigaret kretek tangan (SKT) sebesar Rp 19,69 triliun, turun dari sebelumnya mencapai Rp 20,61 triliun, dan sigaret putih mesin (SPM) yang naik menjadi Rp 11,07 triliun dari sebelumnya Rp 10,90 triliun. Sementara pasar ekspor hanya naik tipis menjadi Rp 408,19 miliar dari sebelumnya Rp 408 miliar.
Adapun aset perusahaan rokok yang kini dikendalikan Philip Morris International ini naik menjadi Rp 50,90 triliun dari tahun sebelumnya Rp 46,60 triliun.
Dalam pernyataan di laporan keuangan, manajemen HMSP juga menjelaskan dampak dari sebaran virus corona (COVID-19) yang kasus positifnya bertambah di Tanah Air.
"Sejak awal tahun 2020, wabah Virus Corona 2019 (COVID-19) telah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Namun hal ini tidak berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan grup hingga kuartal pertama di tahun 2020," tulis manajemen HMSP.
"Durasi dan tingkat dampak pandemi COVID-19 ini bergantung pada perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat dipastikan saat ini, sehingga dampak secara keseluruhan belum dapat diperkirakan pada tanggal ketika laporan keuangan konsolidasian ini disusun. Manajemen akan terus memantau perkembangan wabah COVID-19 dan terus mengevaluasi dampaknya di masa mendatang terhadap penjualan, hasil usaha, dan kinerja keuangan secara keseluruhan dari Grup," tegas manajemen HMSP.
Sebagai perbandingan, Gudang Garam juga sudah merilis laporan keuangan 2019. Hasilnya, laba mampu menembus Rp 10,80 triliun sepanjang tahun lalu atau tumbuh 40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 7,79 triliun.
Kenaikan laba bersih itu seiring dengan pendapatan perusahaan yang juga naik 15,47% menjadi Rp 110,52 triliun dari sebelumnya Rp 95,71 triliun. Tahun lalu, total aset GGRM naik menjadi Rp 78,65 tribun dari Rp 69,10 triliun.
(tas/hps)"kalah" - Google Berita
March 30, 2020 at 06:08PM
https://ift.tt/39qXNpa
Laba HMSP Cuma Naik 1,3% & Kalah dari GGRM, Apa Pemicunya? - CNBC Indonesia
"kalah" - Google Berita
https://ift.tt/2HDpIXQ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laba HMSP Cuma Naik 1,3% & Kalah dari GGRM, Apa Pemicunya? - CNBC Indonesia"
Post a Comment