Peribahasa kalah jadi abu, menang jadi arang menjadi gambaran yang tepat mengenai nasib dua mata uang dunia, yakni rupiah dan dolar AS. Bak tak ada pihak yang diuntungkan, baik rupiah maupun dolar AS kini tengah tertekan di hadapan mayoritas mata uang dunia.
Berbagai sentimen global, mulai dari rencana pemakzulan Donald Trump oleh DPR AS hingga tudingan Trump kepada China yang menambah panas hubungan perang dagang, telah menjadi batu sandungan bagi investor dalam menentukan keputusan investasi menuju akhir pekan ini.
Baca Juga: Mr. Trump, China Tak Berniat Main 'Game of Thrones' Kok!
Alhasil, dolar AS yang sejatinya menjadi mata uang safe haven pun tidak lagi menarik untuk dikoleksi. Terhitung sampai dengan pukul 10.10 WIB, dolar AS terkoreksi di hadpaan dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dan dolar Kanada.
Mata uang Benua Kuning pun tak mau ketinggalan untuk ramai-ramai menekan dolar AS, seperti yuan, yen, dolar Singapura, dan dolar Taiwan. Sementara itu, mata uang Asia lainnya yang tak masuk dalam pasukan penyerang dolar AS meliputi baht, won, dan tentu saja rupiah.
Baca Juga: Ini Transkrip Percakapan Telepon Trump-Presiden Ukraina yang Resmi Dirilis
Sebagai informasi, pada pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah dibuka stagnan pada level Rp14.045 per dolar AS, di mana pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah ditutup minus 0,25%. Sayangnya, stagnannya rupiah kini berujung pada depresiasi sebesar 0,06% ke level Rp14.159 per dolar AS.
Jika dikalkulasikan, dalam sepekan terakhir rupiah terkoreksi 0,70% terhadap dolar AS. Dengan koreksi tersebut, rupiah sejatinya berpeluang untuk menguat karena didukung oleh technical rebound. Namun sepertinya, rupiah masih menanti waktu yang tepat untuk merealisasikan hal itu.
Baca Juga: Trump Terancam Turun Takhta dan Kemenangan Dolar AS atas Rupiah!
Alhasil, rupiah kini masih bertahan di klasemen bawah mata uang Asia dan dunia. Rupiah terpantau melemah di hadapan dolar Australia (-0,15%), euro (-0,20%), dan poundsterling (-0,21%).
Sementara di Asia, rupiah sah menjadi mata uang terlemah ketiga setelah ringgit (0,18%) dan baht (0,17%). Ya, rupiah masih terbebani oleh tekanan yang dihujam oleh mata uang Asia lainnya, yakni yen (-0,16%), dolar Hongkong (-0,06%), yuan (-0,05%), dolar Taiwan (-0,04%), dan dolar Singapura (-0,03%).
"kalah" - Google Berita
September 26, 2019 at 10:13AM
https://ift.tt/2lQWKMo
Nasib Rupiah dan Dolar AS: Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang! - WartaEkonomi.co.id
"kalah" - Google Berita
https://ift.tt/2HDpIXQ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nasib Rupiah dan Dolar AS: Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang! - WartaEkonomi.co.id"
Post a Comment